Komunitas Film Video Limacahayana (KOFVIL) Terus Berkarya Bersama Generasi Muda di Bidang Per Film an

AMS
Komunitas Film Video Limacahayana (KOFVIL) Terus Berkarya Mendidik Generasi Muda Dalam Bidang Video dan Film

Bekapjabar.com Kabupaten Bekasi – Komunitas Film Video Limacahayana (KOFVIL) ini telah mencetak 2 film yaitu ” SESAL ”  tentang bahaya narkoba juara harapan 1 di FFW Kabupaten Bekasi  Dan ” JELMAAN PITUNG SINGA SEJAGAT ” juara 1 artistik di Festival Film Wibawa Mukti ,tentang cerminan perjuangan penduduk di era penjajahan kolonial Belanda yang tayang di televisi lokal swasta.

Komunitas ini telah memiliki 20 anggota tetap dan aktif membuat karya. Yang menarik, puluhan anggota komunitas tersebut berasal dari latar belakang yang berbeda, rata-rata siswa siswi SMK Multimedia yang ada di Kabupaten Bekasi, salah satunya SMK Dewantara 2 Tegal Danas, mahasiswa, pekerja media, pekerja seni dan ibu rumah tangga.

Komunitas ini merupakan wadah  bagi para pemula di bidang Video dan Film yang digagas oleh pemuda yang keadaan ekonomi kurang beruntung yaitu Chairil Albry.

Lelaki yang akrab disapa bule tersebut bercerita, Komunitas Film vidio limacahayana ini  dibentuk pada 20 juni 2021 di sekitaran stadion wibawamukti  tepatnya di jl. Rusa 3 blok H no.71+73. Cikarang baru. Saat siswa siswi smk multimedia menghubunginya untuk kelanjutan pelajaran videografi di sekolahnya.

Albry yang aktif di bidang perfilman dan juga bekerja sebagai wartawan disalah satu media online swasta mengakui bahwa membuat video dan  film bukan cuma sekedar sebuah hobi yang  mahal dan ada harganya.

“Membuat Video dan Film adalah hobi yang cukup mahal, tetapi bisa dijadikan salah satu pekerjaan yang menghasilkan, juga membuka satu bidang mata pekerjaan bila digeluti dan diseriuskan contoh kecil konten kreator youtube,” imbuhnya.

 “Biasanya dalam pembuatan sebuah Video atau film yang menjadi kendala utamanya adalah alat. Di Komunitas ini di ajarkan bagaimana cara membuat anggota dan semua  menikmatinya, membuat karya tidak terkendala oleh alat, ” jelasnya.

“Beruntung, komunitas ini memiliki kenggotaan yang solid dan kebetulan saya ada dana walau tidak banyak lumayan untuk  bisa buat beli alat pendukung videografi yang  membantu eksistensi komunitas pembuat video dan film harus tetap berjalan” tambah Albry.

Sekali produksi dengan durasi film 10 sampai 20 menit, kata albry, membutuhkan dana rata-rata sebesar Rp 4 juta. “Biasanya mahal karena sewa alat dan sewa tempat,” ujarnya. Lagi kan ini tidak karena Kofvil sedikit banyak sudah memiliki alat walau belum mencapai kesempurnaan untuk membuat film, tetapi bisa untuk membuat videografi sederhana.

Meski kerap harus mengeluarkan dana dari kantong masing-masing, albry mengatakan,  bergabung dengan komunitas  ini dapat menambah relasi, wawasan, pengetahuan, serta pengalaman pada anggota yang lain dan itu pun anggarannya untuk makan minum bersama. Ketua Kofvil Irpan Suryana yang masih duduk di kelas 3 SMK jurusan multimedia mengiyakan hal tersebut disela-sela sehabis shoting.

Dalam waktu dekat, Kofvil  akan mulai memproduksi video ketiga yang berjudul “cinta dari sahabat” yang telah selesai pembuatan trilernya terdapat di You Tube Limacahayanatv.

Albry  dan Team Kofvil juga berharap  video dan film diproduksi mampu menjadi contoh dari anak-anak SMK Multimedia  di Kabupaten Bekasi untuk berkarya di Tanah Air khususnya di Bekasi . “Kita tidak pernah ngejar untuk jadi juara festival, yang penting buat karya dan ikut di dalamnya ,” terangnya .

Nah, bila Anda Tertarik bergabung dengan komunitas ini, bisa langsung ke sekretariatnya  setiap Minggu sore, atau contact gmail Limacahayanatv@gmail.com

 kegiatan rutin membuat film dan video di ahir pekan yang kerap dikerjakan oleh puluhan anak muda anggota Komunitas Film Video limacahayana (KOFVIL). Dan baru ber landaskan

 IUMK NIB : 1260000670976

KBLI : 59112 / Aktifitas Produksi Film ,Video dan Program Televisi Oleh Swasta.

“Kofvil ini di bentuk atas dasar banyak cita dan asa khalayak ramai dan siswa siswi SMK Multimedia keinginan yang besar dalam membuat video tetapi tidak ada wadahnya juga  rumit dan terjal dalam menempuh karirnya di bidang videografi ,” terangnya.

Lewat komunitas ini, anggotanya tidak hanya diberi ruang dan kesempatan untuk belajar menjadi pemain, tetapi juga bagian artistik, penulisan naskah, sutradara ,hingga terbentuknya sebuah videografi dan film. “Kita sama-sama belajar dan kita hobi di Kofvil untuk buat film,” pungkas Albry. (Red)