Pelebaran Jalan Balong Asem – Serengseng Sukatani Diduga Tanpa Adanya Pengawasan

Kabupaten Bekasi, – proyek pengaspalan di jalan Sukatani Balong Asem, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berjudul,” Pelebaran Jalan Balong Asem – Serengseng Sukatani diduga tanpa adanya Pengawas, Kamis (13/6/2024).

Dengan anggaran RP. 494.596.800,00, dengan nama CV. Harta Jaya, APBD TA. 2024 dari Dinas DSDABMBK, menjadi sorotan warga dan LSM, dugaan penyalahgunaan dan ketidak beresan dalam pelaksanaannya membuat warga setempat dan LSM bertanya-tanya.

Dugaan ketidak sesuaian muncul ketika Ujang Hs, wakil sekjen LSM Prabhu Indonesia Jaya Kabupaten Bekasi, mendatangi lokasi, Ujang dan warga setempat berinisial AR menyoroti penempatan titik penandaan yang diduga sengaja di persiapkan untuk nantinya pengambilan sampel Core Dill. Ujang dan AR warga setempat meminta agar titik-titik penandaan yang disebut sebagai,” persiapan Sempel Core Dill,” dipindahkan minimal 10 meter dari titik yang diduga sudah disediakan, hal tersebut untuk memastikan kalau titik tersebut benar atau tidak sengaja dipersiapkan. Ketidak patuhan terhadap permintaan ini dikhawatirkan berpotensi mengakibatkan kesalahan dalam pelaksanaan proyek.

“Saya mencurigai adanya kongkalikong antara pihak kontraktor dengan pengawas proyek. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan integritas dan transparansi dalam pelaksanaan proyek tersebut, dan tidak dilakukan penyemprotan terlebih dahulu, ucap Ujang.

Pada sisi lain, dugaan penyalahgunaan juga muncul terkait dengan penandaan titik putih yang dilakukan sebelum pekerjaan pengaspalan dimulai. Oknum yang tidak diketahui dengan pasti asal-usulnya, termasuk salah satunya bernama Nano yang mengaku dari AMP, diduga terlibat dalam penandaan tersebut. Namun, Nano tidak memberikan penjelasan yang memadai terkait peranannya dalam penandaan tersebut, terang Ujang dan tim LSM Prabhu di lokasi.

“Dengan serangkaian dugaan ini, menjadi penting bagi pihak terkait untuk segera melakukan investigasi menyeluruh guna memastikan integritas dan kualitas proyek yang dijalankan. Masyarakat berharap agar transparansi dan akuntabilitas menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan proyek pembangunan demi kepentingan bersama, kualitas dan mutunya harus benar-benar diperhatikan, tutup Ujang Hs.

“Tidak hanya itu, salah satu warga yang berinisial AR turut mengomentari situasi tersebut. AR menyoroti perbedaan tebal aspal yang dipersiapkan, menimbulkan dugaan bahwa persiapan kecurangan proyek dilakukan secara konsisten oleh pihak pelaksana dan dinas,”

“Jauh perbedaannya sebelah sanah banyak yang tipis tapi ini ada beberapa yang tebal, anehnya yang tebalnya itu yang di bilang bapa Ujang tadi hanya ada di titik yang udah di tandai Pilok Putih, saya sih berharap sama penggede di Pemda biar nanti kalo di bor Atau di ukur ketebalan nya agar pindah jauh dari titik titik yang mana diduga sudah di sediakan pelaksana, ” tutup AR warga setempat.

Ditempat yang sama Asri selaku Konsultan Supervisi kegiatan saat dikonfirmasi awak media terkait ketebalan aspal hot mix, titik Core Dill yang diduga sudah di siapkan dan keberadaan pengawas dirinya mengatakan.

“Ketebalan aspal 4 centimeter bang panjangnya kurang lebih 400, kalo untuk pengawas saya sudah infokan, tapi memang dari kemarin tidak datang mungkin ngukur dilokasi lain kalau untuk titik Core Dill yang Abang duga sudah disiapkan silahkan nanti Abang sampaikan ke PPTK atau Dinas,” ucapnya.

Exit mobile version